Zaman dulu di Kota Purbalingga berdiri
dua bioskop yaitu Bralink Theatre dan Rayuan Theatre. Keberadaan
bioskop itu cukup memberikan hiburan bagi masyarakat. Jika ada film
nasional baru yang diputar, warga berbondong-bondong datang ke
bioskop. Pelajar SMA juga kerap menjadikan bioskop sebagai tempat
paling favorit untuk menghabiskan sisa waktu sepulang sekolah.
Pada masa jayanya, dua bioskop itu gencar berpromosi
dengan cara yang sangat tradisional. Setiap hari, ada mobil yang
ditempeli poster film berkeliling kota. Woro-woro dilakukan dengan
pengeras suara. Mereka membagi-bagikan kertas kecil berisi poster
film dan jadwal penayangannya. Anak-anak kecil berlarian mengejar
mobil itu demi mendapatkan potongan iklan bioskop itu. Di
tempat-tempat umum juga banyak tertempel iklan serupa.
Bioskop Bralink dan Rayuan bersaing ketat mendapatkan penonton. Tapi Bralink yang usianya lebih muda dipandang lebih berkelas. Ada kebanggaan tersendiri kalau bisa nonton di bioskop Bralink. Alasannya tempat duduk di Rayuan yang berlokasi di dekat SMAN I Purbalingga banyak yang sudah reyot. Cat tembok sudah banyak yang luntur. Langit-langit ruangan bolong-bolong. Sedangkan Bralink yang terletak di dekat terminal bus Purbalingga (sekarang Toserba Indorizky), walaupun tidak terlalu bagus tapi kondisinya masih lebih baik dari Rayuan.
Bioskop Bralink dan Rayuan bersaing ketat mendapatkan penonton. Tapi Bralink yang usianya lebih muda dipandang lebih berkelas. Ada kebanggaan tersendiri kalau bisa nonton di bioskop Bralink. Alasannya tempat duduk di Rayuan yang berlokasi di dekat SMAN I Purbalingga banyak yang sudah reyot. Cat tembok sudah banyak yang luntur. Langit-langit ruangan bolong-bolong. Sedangkan Bralink yang terletak di dekat terminal bus Purbalingga (sekarang Toserba Indorizky), walaupun tidak terlalu bagus tapi kondisinya masih lebih baik dari Rayuan.
Keberadaan dua bioskop itu kini tinggal cerita
saja. Saya sendiri tak sempat mencicipi hiburan warga Purbalingga itu
hingga kedua bioskop dimakan jaman. Padahal tempo dulu dua bioskop
itu memang terkenal seantero Kabupaten Purbalingga.
Akhir
tahun 90-an, sebenarnya bangunan bioskop Bralink yang sudah reyot
masih berdiri. Bioskop itu tidak lagi beroperasi. Rayuan malah sudah
lebih dulu tutup lapak. Konon kabarnya pengelola tidak mau lagi
memutar film karena jumlah penontonnya semakin sedikit. Setiap
pemutaran film paling hanya ditonton lima sampai sepuluh orang.
Pengusaha tidak mau rugi, jadi ditutuplah bioskop itu sampai
sekarang.
Klo ada foto rayuan theater dltempo dulu bs d upload...makasih..
BalasHapus